Menelusuri Jejak Jalur Sutra Maritim: Kabupaten Cirebon dan Warisan Budaya Guangzhou

Kabupaten Cirebon dan Warisan Budaya Guangzhou

CIREBON, (penacirebon.com) — Kabupaten Cirebon menjadi tuan rumah Forum Perlindungan Warisan Jalur Sutra Maritim, sebuah agenda prestisius hasil kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Cirebon dan Pemerintah Kota Guangzhou, Tiongkok. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut diselenggarakan di salah satu hotel di wilayah Kabupaten Cirebon, Rabu, (14/5).

forum ini menjadi momen bersejarah dalam menggali kembali akar kejayaan pelayaran dan perdagangan antara dua bangsa yang telah terjalin sejak berabad-abad silam. Sebuah kisah agung tentang pertemuan peradaban kembali menggema di jantung pesisir utara Pulau Jawa.

Bupati Cirebon, Imron, menegaskan bahwa kekayaan budaya Cirebon tak bisa dilepaskan dari peran besar para pelaut Tionghoa, khususnya tokoh legendaris Laksamana Cheng Ho dari Dinasti Ming. Di jantung pesisir utara Pulau Jawa, sebuah kisah agung tentang pertemuan peradaban kembali menggema.

Sosok pelaut ulung ini bukan hanya membawa rempah dan keramik, tetapi juga menyebarkan pengaruh budaya, ilmu pengetahuan, hingga nilai-nilai toleransi.

“Laksamana Cheng Ho membawa pengaruh besar terhadap perkembangan pelabuhan dan kerajaan di Cirebon. Pelabuhan Muara Jati bahkan dikenal luas hingga mancanegara,” ujar Imron.

“Dari sinilah akulturasi budaya mulai tumbuh dan membentuk identitas Cirebon seperti yang kita kenal hari ini,” ucapnya menambahkan.

Jejak percampuran budaya itu masih hidup dan nyata dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kabupaten Cirebon. Dari cita rasa kuliner seperti nasi goreng, capcay, moho, bakpao, hingga sayuran kailan dan pakcoy yang kini menghiasi meja makan rumah tangga.

Arsitektur bergaya Tionghoa dan motif batik dengan sentuhan Tiongkok menjadi bukti visual dari harmoni budaya yang telah berlangsung berabad-abad. Ekspedisi Cheng Ho dan Warisan yang Tenggelam

Bupati Imron juga mengisahkan tentang tujuh ekspedisi besar Cheng Ho yang melibatkan lebih dari 27.000 awak dan ratusan kapal. Salah satunya membawa sang laksamana ke Muara Jati pada sekitar tahun 1415.

Di sana, rombongan Cheng Ho tidak hanya berdagang, tapi juga membangun mercusuar, serta membentuk komunitas Muslim Tionghoa di wilayah seperti Srindil, Talang, dan Gunung Sembung, dipimpin oleh tokoh Qung Wu dari mazhab Hanafi.

“Jejak sejarah ini ingin kita hidupkan kembali. Bahkan kami berencana membangun museum khusus dan menggali data sejarah lebih mendalam,” tutur Imron.