Menelusuri Jejak Jalur Sutra Maritim: Kabupaten Cirebon dan Warisan Budaya Guangzhou

Kabupaten Cirebon dan Warisan Budaya Guangzhou

“Para peneliti menyebutkan, masih banyak bangkai kapal karam era Cheng Ho di perairan Cirebon yang belum diungkap. Ini bisa menjadi bukti kuat hubungan historis antara Cirebon dan Tiongkok,” lanjutnya.

Dari Guangzhou untuk Dunia, Cirebon Menjadi Titik Terang Jalur Sutra

Ketua Delegasi Tiongkok, Liu Xiao Ming, menyampaikan apresiasinya terhadap kekayaan sejarah dan peran strategis Cirebon dalam Jalur Sutra Maritim.

Menurutnya, Cirebon adalah contoh hidup dari integrasi budaya lintas bangsa, tempat nilai-nilai Tionghoa, Arab, India, dan Jawa bertemu dan menyatu.

“Cirebon adalah simpul penting dalam jaringan perdagangan kuno Asia Tenggara. Temuan kapal karam Dinasti Song Utara tahun 2005 di laut Cirebon, yang memuat lebih dari 230.000 artefak seperti keramik dan uang logam, adalah bukti otentik kekuatan relasi itu,” ungkap Liu.

Ia juga menyebutkan bahwa sejak 2023, Guangzhou telah menginisiasi program budaya “Ungkapan Bunga Jalan Sutra” di Cirebon.

Puncaknya, pada November 2024, Cirebon resmi menjadi kota pertama di Indonesia yang tergabung dalam Aliansi Kota Warisan Jalur Sutra Maritim, memperkuat statusnya sebagai kota bertaraf internasional dalam pelestarian sejarah maritim dunia.

Forum ini menjadi lebih istimewa, karena bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Tiongkok pada tahun 2025.

Kedua belah pihak menyatakan komitmennya untuk terus mempererat kerja sama, terutama dalam bidang budaya, sejarah, dan pariwisata berbasis warisan.

“Melalui kerja sama ini, kami berharap menciptakan model kolaborasi internasional yang nyata dalam perlindungan dan pengembangan warisan Jalur Sutra Maritim,” tutup Liu. * (Wahyu/pena)