Perum Bulog Cabang Cirebon : Pastikan Penyerapan Gabah di Wilayah Kerjannya Maksimal, Bukan Dibatasi

Caption : Kepala Perum Bulog Cabang Cirebon, Ramaijin Purba, saat dikonfirmasi di kantornya. (Way/Penacirebon)

CIREBON, (penacirebon.com)  — Musim panen raya telah tiba di sejumlah wilayah Kabupaten Cirebon, termasuk Kecamatan Jamblang. Namun di tengah panen melimpah, muncul kabar bahwa Perum Bulog membatasi penyerapan gabah dari para petani.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Ramaijon Purba, menegaskan bahwa isu pembatasan tersebut tidak benar. Ia memastikan, Bulog tetap menyerap gabah secara optimal sesuai kapasitas pengolahan yang tersedia.

“Tidak ada pembatasan. Yang dilakukan adalah penyerapan terencana. Kapasitas pengolahan kami dan mitra terbatas. Jika kami menyerap tanpa perhitungan, justru dapat menimbulkan kerusakan pada gabah,” jelas Ramaijon saat ditemui, Selasa (29/4).

Ia menjelaskan bahwa kondisi gabah yang diterima dari petani sangat bervariasi mulai dari masih basah, setengah kering, hingga mendekati kering. Tanpa penanganan yang tepat dan cepat, gabah tersebut berisiko rusak, padahal dibeli dengan anggaran negara.

“Kalau rusak, itu jadi masalah. Karena gabah ini untuk cadangan beras nasional, maka kualitas harus terjaga,” tambahnya.

Guna memastikan penyerapan berjalan efektif dan merata, Bulog bekerja sama dengan Babinsa dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam menyusun rencana penyerapan berbasis desa. Kuota serapan dialihkan antarwilayah sesuai status panen di masing-masing desa.

“Ini upaya kolektif. Bulog tidak bekerja sendiri. Pemerintah daerah, TNI, hingga Satgas Pangan turut berperan dalam memastikan penyerapan optimal,” ujarnya.

Hingga akhir April 2025, Bulog Cirebon telah menyerap sebanyak 63 ribu ton gabah melebihi target awal sebesar 61 ribu ton. Jika dikonversi ke bentuk beras, jumlah tersebut mencapai hampir 90 ribu ton.

Meski demikian, Ramaijon mengakui bahwa tidak seluruh hasil panen dapat diserap karena keterbatasan fasilitas pengolahan. “Namun kami benar-benar all out. Saat daerah lain selesai panen, kami akan fokuskan sumber daya ke wilayah yang sedang panen aktif seperti Cirebon Gegesik,” ucapnya.

Bulog juga menjamin seluruh gabah dibeli dengan harga sesuai Instruksi Presiden (Inpres), yakni Rp6.500 per kilogram, tanpa membedakan varietas padi.

“Selama memenuhi standar kualitas, langsung kami serap. Tidak ada diskriminasi varietas,” tutup Ramaijon. (Afif/PN)