Pj Bupati Cirebon Tinjau Langsung Panen Garam dan Serah Terima Batuan Tunnel Garam
Menurut Wahyu, sistem tunnel sangat efektif untuk meningkatkan produktivitas garam sepanjang tahun. Setiap unit tunnel dapat menghasilkan hingga dua ton garam dalam satu musim, dan dengan 10 unit yang ada di Desa Tawangsari, total panen dapat mencapai 20 ton per musim. Namun, Wahyu juga menambahkan, keberadaan bunker untuk penyimpanan garam akan sangat membantu meningkatkan produksi, dengan potensi panen sepanjang tahun.
Lebih lanjut, Wahyu mengungkapkan bahwa kualitas garam yang dihasilkan di Losari telah memenuhi standar industri. Kandungan natrium klorida (NaCl) pada garam yang diproduksi mencapai 96,5 persen, melebihi batas minimum 94 persen yang dipersyaratkan untuk garam industri.
“Jika kualitas ini terus dipertahankan dan ditingkatkan, dampak ekonominya akan sangat positif bagi para petani,” terang Wahyu.
Dalam kesempatan tersebut, Pj Bupati juga mengungkapkan rencana Pemkab Cirebon untuk mendukung peningkatan kualitas produksi garam melalui pembangunan gudang yang dijadwalkan pada tahun 2025. Selain itu, Pemkab Cirebon juga akan memfasilitasi petani garam dengan akses permodalan melalui kerjasama dengan pihak bank.
Saefuloh, Ketua Kelompok Petani Garam Rakyat Wijaya Rasa, menyampaikan bahwa proses produksi garam modern dengan sistem tunnel alas geomembran membutuhkan waktu sekitar 12 hingga 15 hari untuk mencapai standar garam industri. Ia juga mengungkapkan, pada masa lalu, garam Losari sangat dicari, namun kebijakan impor menyebabkan harga garam menurun. Saefuloh berharap, dengan kualitas yang terus meningkat, garam Losari dapat kembali bersaing dan mendapatkan perhatian dari pasar. “Dengan dukungan yang tepat, saya yakin garam Losari akan kembali menjadi primadona dan banyak dicari,” unjarnya. (PC1)