Bajir Merendam Pemukiman Warga Palaseman Kabupaten Cirebon
Bajir Merendam Pemukiman Warga
Penacirebon.com, CIREBON – Bajir Merendam Pemukiman Warga Palaseman Kabupaten Cirebon, Warga Desa Cilengkrang Girang, Kecamatan Pasaleman, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, kembali menghadapi banjir yang terus-menerus melanda wilayah mereka.
Banjir terbaru terjadi akibat luapan Sungai Cisanggarung, meskipun hujan di daerah tersebut tidak terlalu deras pada Jumat (24/5/2024).
Kondisi ini diduga disebabkan oleh tingginya intensitas hujan di Kabupaten Kuningan, sehingga volume air yang mengalir ke hilir dan tiba di Sungai Cisanggarung di Kabupaten Cirebon meningkat, menyebabkan luapan yang mengakibatkan banjir.
Susi (45), seorang warga yang terkena dampak banjir, mengaku sangat lelah dengan banjir yang terus-menerus terjadi sejak awal tahun 2024.
“Banjir sudah terjadi dua kali tahun ini, dengan waktu surut yang lama. Sekarang kejadian lagi, masuk rumah lagi,” ujar Susi pada Jumat (24/5/2024).
Menurut Susi, banjir paling parah terjadi sebelum bulan puasa dan memerlukan waktu seminggu untuk surut. “Sebelumnya, banjir terjadi sebelum puasa dan itu paling parah, seminggu tidak surut. Capek, capek, banjir terus,” keluhnya.
Kerusakan perabotan rumah tangga dan tenaga ekstra untuk membersihkan sisa-sisa banjir menjadi beban tambahan bagi Susi. “Kasur, TV, perabotan rumah semuanya rusak,” jelasnya.
Selain itu, tembok belakang rumah Susi yang jebol belum sempat diperbaiki, namun banjir sudah kembali datang. “Tembok belakang rumah yang jebol pun belum sempat diperbaiki, tapi banjir sudah datang lagi,” tambahnya.
Susi berharap pemerintah lebih tanggap dalam mencegah banjir, terutama dengan memperbaiki tanggul dan bukan hanya memberikan bantuan setelah banjir terjadi. “Ayo pemerintah cepat tanggap, jangan cuma turun setelah banjir dan ngasih bantuan. Kami juga tidak akan minta bantuan kalau tidak ada banjir,” tegas Susi.
Seraya dikatakan Kardi (51), seorang warga, menceritakan bagaimana air tiba-tiba masuk ke permukiman termasuk rumahnya sekitar pukul 03.00 WIB.
“Di dalam rumah air mencapai 1 meter, sedangkan di depan rumah bahkan mencapai 1,5 meter,” ujarnya.
Kardi, yang sedang tertidur, terbangun kaget ketika air mulai masuk dengan cepat ke dalam rumahnya.
Ia menjelaskan bahwa saat banjir melanda, cuaca tidak sedang hujan. Hujan hanya terjadi dengan intensitas rendah pada sore hingga malam sebelumnya. “Tidak hujan, hanya gerimis,” kata Kardi.
Menurutnya, air berasal dari luapan Sungai Cisanggarung yang letaknya tidak jauh dari permukiman.
“Pagi tadi, jalan desa tidak bisa dilewati karena airnya tinggi. Tapi sekarang motor dan mobil sudah bisa lewat meski air masih setinggi sekitar 40 sentimeter,” tambahnya.
Banjir ini juga merendam sejumlah desa di tiga kecamatan lainnya, yaitu Pasaleman, Waled, dan Pabuaran, dengan ketinggian air bervariasi dari 10 sentimeter hingga 1,3 meter. Desa Cilengkrang Girang menjadi salah satu desa yang terdampak paling parah dengan ribuan rumah warga terendam.
Para warga berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini dan memberikan bantuan yang diperlukan, unjarnya. (PC1)