Film Ajian Kemat Jaran Guyang : Sport dan Dukungan Produksi Lokal Diapresiasi Masyarakat
Sri wulan (29), asal Kangraksan Cirebon, juga memberikan tanggapannya usai menonton film ini. “Film ini sangat keren dan menghibur, banyak adegan komedi di awal cerita, serta menginspirasi saya dalam kehidupan sehari-hari bahwa sesama manusia tidak boleh saling merendahkan atau memandang status.”
Sri menambahkan, “Saya sangat bangga dengan karya orang Cirebon yang bisa masuk bioskop. Kita harus mendukung agar film ini terus diputar di seluruh penjuru Indonesia, agar bisa mengangkat dan mengharumkan nama Cirebon ke tingkat nasional.”
Panji (25), asal Majalengka, juga menyampaikan pendapatnya. “Saya suka dengan pemeran Gemblung, teman dekat Baridin. Aktingnya sangat natural saat tertawa dan sangat menghibur. Harapannya, film ini menjadi peluang untuk mengenalkan potensi luar biasa Cirebon sehingga bisa sukses ditayangkan di bioskop.”, ujarnya.
Mario (30) bersama pasangannya asal Kuningan, juga memberikan apresiasi. “Produser dan tim sutradara asal Cirebon patut diapresiasi. Mereka berhasil menggarap film dari cerita legenda Cirebon. Tidak ada kata lain selain sukses,” ujarnya dengan haru dan bahagia.
TONTON JUGA
Angga (35), asal Indramayu, mengaku tidak menyangka bahwa orang Cirebon bisa menggarap film ini. “Kualitas visualnya sangat jernih. Yang saya suka dari opening film ini adalah lagu yang diputar, pas didengarkan, sangat cocok dengan saya,” katanya.
Untuk cerita film ini, Angga merasa sangat terhibur. “Saya tertawa terbahak-bahak melihat aksi tiga pemuda pengangguran yang dikejar setan saat di pos ronda. Adegan saat salah satu pemain melamar Suratmina juga tak terlupakan, terutama ketika ditanya nama aslinya oleh ayah Suratmina.”
Momen pekernalan teman kuliah Suratmina saat dengan ayah Suratmina niatnya mau melamar,
Ayah Suratmina (bapak Dam), menanyakan nama. Siapa nama adek?
Kata teman kuliah, Suratmina : saya frengky bapak dam, dari jakarta teman satu angkatan kuliah di jakarta.
Kata bapak dam : bukan nama asli, adek siapa? Jawab teman Suratmina : Nama saya Sanadi, bapak, kalau di panggil frengky.
Harapannya, film ini terus sukses dan diputar di seluruh bioskop Indonesia. “Kita harus mendukung film garapan asli putra daerah. Masa film Hollywood dan Bollywood saja ditonton, ini garapan asli putra daerah kita juga harus didukung,” pungkasnya. (PC1)