window.dataLayer = window.dataLayer || []; function gtag(){dataLayer.push(arguments);} gtag('js', new Date()); gtag('config', 'G-B2RNF3R7K0'); Film Ajian Kemat Jaran Guyang : Sport dan Dukungan Produksi Lokal Diapresiasi Masyarakat - Pena Cirebon

Film Ajian Kemat Jaran Guyang : Sport dan Dukungan Produksi Lokal Diapresiasi Masyarakat

film Ajian Kemat Jaran guyang produk lokal

Sport dan Dukungan Produksi Lokal

Penacirebon.com, KABUPATEN CIREBON – Tahun 2024 menjadi tahun yang bersejarah bagi dunia perfilman Indonesia, khususnya bagi putra-putri daerah Cirebon, Jawa Barat.

Mereka berhasil memproduksi film yang mengangkat kearifan lokal dan cerita legenda daerah, yaitu “Ajian Kemat Jaran Guyang”. Film ini merupakan perpaduan sempurna antara horor dan komedi, yang diambil dari cerita legenda Cirebon.

Film “Ajian Kemat Jaran Guyang,” tayang di bioskop kesayangan anda.

BACA JUGA

Terpantau di CSB XXI Kota Cirebon Selasa, (16/7), antusiasme penonton sangat tinggi untuk menyaksikan dan mengetahui alur cerita legenda ini yang dituangkan dalam bentuk film.

Juju (32), asal sumber, menyatakan, “Jangan lewatkan kesempatan untuk menonton “Ajian Kemat Jaran Guyang”! Ayo dukung karya anak bangsa dan nikmati cerita legenda Cirebon dalam balutan horor dan komedi yang seru. Ajak keluarga dan teman-teman Anda untuk menyaksikan film ini di bioskop terdekat. Mari kita bangga dengan karya lokal dan tunjukkan dukungan kita kepada para pembuat film berbakat dari Cirebon, tuturnya.

Santi (37) dari segi visual, film ini sangat baik. Alur ceritanya menghibur berkat akting para pemain yang sangat natural, terutama adegan terakhir yang menegangkan dan seram ketika pemeran utama, Baridin, melakukan ritual Ajian Kemat Jaran Guyang karena cintanya ditolak oleh pujaan hatinya, Suratmina.

“Apalagi, ritual itu dilaksanakan selama 40 hari tanpa tidur dan makan. Sangat mengerikan. Dan pada akhirnya mereka meninggal dunia bersamaan,” tambahnya.

Saat ditanya siapa pemeran favoritnya, menjawab, “Kalau saya, Baridin. Karena dia ganteng,” ujarnya sambil tersenyum.

Sri wulan (29), asal Kangraksan Cirebon, juga memberikan tanggapannya usai menonton film ini. “Film ini sangat keren dan menghibur, banyak adegan komedi di awal cerita, serta menginspirasi saya dalam kehidupan sehari-hari bahwa sesama manusia tidak boleh saling merendahkan atau memandang status.”

Sri menambahkan, “Saya sangat bangga dengan karya orang Cirebon yang bisa masuk bioskop. Kita harus mendukung agar film ini terus diputar di seluruh penjuru Indonesia, agar bisa mengangkat dan mengharumkan nama Cirebon ke tingkat nasional.”

Panji (25), asal Majalengka, juga menyampaikan pendapatnya. “Saya suka dengan pemeran Gemblung, teman dekat Baridin. Aktingnya sangat natural saat tertawa dan sangat menghibur. Harapannya, film ini menjadi peluang untuk mengenalkan potensi luar biasa Cirebon sehingga bisa sukses ditayangkan di bioskop.”, ujarnya.

Mario (30) bersama pasangannya asal Kuningan, juga memberikan apresiasi. “Produser dan tim sutradara asal Cirebon patut diapresiasi. Mereka berhasil menggarap film dari cerita legenda Cirebon. Tidak ada kata lain selain sukses,” ujarnya dengan haru dan bahagia.

TONTON JUGA

Angga (35), asal Indramayu, mengaku tidak menyangka bahwa orang Cirebon bisa menggarap film ini. “Kualitas visualnya sangat jernih. Yang saya suka dari opening film ini adalah lagu yang diputar, pas didengarkan, sangat cocok dengan saya,” katanya.

Untuk cerita film ini, Angga merasa sangat terhibur. “Saya tertawa terbahak-bahak melihat aksi tiga pemuda pengangguran yang dikejar setan saat di pos ronda. Adegan saat salah satu pemain melamar Suratmina juga tak terlupakan, terutama ketika ditanya nama aslinya oleh ayah Suratmina.”

Momen pekernalan teman kuliah Suratmina saat dengan ayah Suratmina niatnya mau melamar,
Ayah Suratmina (bapak Dam), menanyakan nama. Siapa nama adek?

Kata teman kuliah, Suratmina : saya frengky bapak dam, dari jakarta teman satu angkatan kuliah di jakarta.

Kata bapak dam : bukan nama asli, adek siapa? Jawab teman Suratmina : Nama saya Sanadi, bapak, kalau di panggil frengky.

Harapannya, film ini terus sukses dan diputar di seluruh bioskop Indonesia. “Kita harus mendukung film garapan asli putra daerah. Masa film Hollywood dan Bollywood saja ditonton, ini garapan asli putra daerah kita juga harus didukung,” pungkasnya. (PC1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *